komunikasi

 

 

 

 

KOMUNIKASI

RESUME SIMPOSIUM LINTAS PROFESI

Disusun Oleh :

Ela Riya Suairoh

22020111120006

A 11 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

2011

 

Materi I

( Key Note Speaker, Kesinergisan Praktek Keperawatan, Praktek Kebidanan, Praktek Kedokteran dalam Keluarga di Indonesia – Ibu Dra. Junaiti Sahar, S.Kp, M.App. Sc, Ph.D)

 

 

Dilatar belakangi oleh keinginan Indonesia maju, mandiri dan adil bersumber dari keasadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Hal tersebut menjadi hasil pokok standar pelayanan minimal (SPM) yang dipengaruhi oleh MDGs, globalisasi, dan desentralisasi. Desentralisasi tersebut berasal dari kinerja puskesmas/ UPT Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota yang membentuk kesinergian multidisiplin untuk pelayanan keluarga.

 

Kondisi di Indonesia sekarang :

  1. Globalisasi Þ MDGS (di pengaruhi oleh 180 negara termasuk pemerintah Ri pada tahun 2000 untuk kesejahteraan umat)
  2. Kesenjangan sosial, ekonomi, tingkat pendidikan desa dan kota yang begitu berbeda.
  3. Perkembangan tuntutan kebutuhan masyarakat meningkat.
  4. Belum semua profesi kesehatan diberdayakan secara optimal dan profesianal sesuai kompetensi profesinya serta distribusi tenaga kesehatanpun belum merata.
  5. Belum optimal kolaborasi lintas disiplin

 

Reformasi Kesehatan menurut WHO 2008 :

Kegagalan :

  1. Tidak tepat sasaran
  2. Biaya mahal
  3. Pelayanan yang terkotak- kotak
  4. Pelayanan tidak aman

 

Solusi :

  1. Restructuring : Perubahan struktur organisasi
  2. Reengineering
  3. Redesigning

 

Visi Indonesia 2015 : Pembangunan manusia merupakan pusat dari

pembangunan dalam jangka luas, jika masyarakat tahu, mau, mampu berprilaku hidup sehat.

 

Diperlukanya pula kesinergian interdisiplin antara perawat, dokter, bidan, dengan prinsip :

  1. Adanya saling percaya
  2. Saling menghargai
  3. Saling menguntungkan
  4. Kejelasan peran masing- masing

 

Patien Centre Care Model (PCCM) :

  1. Sharing visi dan misi
  2. Tetapkan tujuan bersama
  3. Perencanaan (join Planning)
  4. Pelaksanaan (action)
  5. Evaluasi( monev)

 

Disamping itu diperlukan peran dari keluarga, keluarga harus :

  1. Mengenal masalah kesehatan
  2. Memutuskan tindakan
  3. Merawat kesehatan keluarga
  4. Modifikasi lingkungan

 

 

 

 

 

Materi II

( Dampak Nyata Intervensi Keperawatan, Kedokteran, Kebidanan dalam Pelayanan berbasis Keluarga – Bapak Untung Sujianto,S.Kp, M.Kes ; Bapak Prof.Dr.dr Anies, M.Kes, PKK ; Ibu Dra.Imbarwati, S.SiT)

 

  1. A.    Keperawatan – Bpk. Untung Sujianto,S.Kp, M.Kes

Visi Pembangunan Kesehatan :

Kesehatan adalah salah satu unsur dari masyarakat Indonesia yang

sejahtera yaitu tercapainya hak atas hidup sehat bagi seluruh lapisan masyarakat melalui sistem kesehatan yang dapat menjamin terlindunginya masyarakat dari berbagai risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan dan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan merata.

 

Tujuan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2025:

Meningkatnya kesadaran, keauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar peningkatan derajat kesehatan setinggi- tingginya dapat terwujud.

 

Misi Pembangunan Kesehatan :

  1. Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
  2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
  3. Memelihara dan meningkatkan upaya kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
  4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya kesehatan

 

Peningkatan intensitas kesehatan difokuskan pada perhatian :

  1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
  2. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
  3. Penanggulangan penyakit dan gizi buruk
  4. Pelayanan kesehatan di daerah terpencil
  5. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana

 

Sistem Kesehatan Nasional

Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan. SKN terdiri

dari subsistem upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat, manajemen kesehatan. Sedang pelayanan kesehatan dasar meliputi :

 

  1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K-4
  2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
  3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
  4. Cakupan pelayanan nifas
  5. Cakupan nonatus dengan komplikasi yang ditangani
  6. Cakupan kunjungan bayi
  7. Cakupan desa/kelurahan UCI
  8. Cakupan pelayanan anak balita
  9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
  10. Cakupan balita gizi buruk untuk mendapatkan perawatan
  11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat
  12. Cakupan KB
  13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
  14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar psien masyatakat miskin

 

Yang dilakukan oleh dokter, bidan dan perawat

 

Indikator tercapainya pelayanan :

  1. Pelayanan kesehatan dasar
  2. Pelayanan kesehatan rujukan
  3. Pelayanan epidemiologi dan penanggulangan KLB
  4. Promoi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

 

Contoh tugas inegratif :

  1. Cross program ( imunisasi)
  2. Kasus TB daerah endemis
  3. Bulan imunisasi anak sekolah

 

 

  1. B.     Kedokteran – Prof.Dr.dr Anies, M.Kes, PKK

Pengerian Kelurga :

Keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang berkumpul serta tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Mereka saling melakukan aktivitas sosial, bio dan fisik. Batasan keluarga adalah unit yang terdiri dari suami isteri, suami isteri anak, atau ayah dan anak atau ibu dan anak.

 

Bentuk keluarga :

  • Inti
  • Besar
  • Campuran
  • Orangtua tunggal
  • Hidup bersama
  • Gabungan
  • Hidup dan tinggal bersama

 

Fungsi Keluarga :

  • Keagamaan
  • Budaya
  • Ekonomi
  • Cinta kasih
  • Melindungi
  • Pendidikan
  • Pembinaan lingkungan
  • Fungsi reproduksi

 

Kesehatan dan keluarga membentuk suatu hubungan timbal balik.

Penyakit yang dialami oleh keluarga akan berdampak pada kondisi ekonomi, peran keluarga, problem keluarga.

 

Pelayanan kesehatan berbasis keluarga :

  1. Mengenal masalah kesehatan
  2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
  3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
  4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
  5. Modifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga

 

  1. C.    Kebidanan- Ibu Dra. Imbarwati, S.SiT

 

Þ    Masalah dalam masyarakat :

  1. Kurang peduli dan partisipasi yang rendah
  2. Ketidakberdayaan masyarakat dalam menyadari masalah yang muncul
  3. Pemecahan masalah sangat kurang
  4. Kurang berinovasi
  5. Cenderung menggantungkan hidup pada pemerintah

 

Þ    Tantangan bagi tenaga kesehatan :

  1. Jangan menyalahkan masyarakat
  2. Cari faktor penyebab
  3. Solusi yang tepat

Þ    Strategi :

  1. Pelayanan kesehatan berbasis keluarga
  2. Pendidikan tri darma perguruan tinggi
  3. Pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan analisa SWOT

Þ    Dampak positif :

  1. Meningkatnya pengetahuan sikap praktik keluarga tentang kesehatan, meningkatkan kesadaran dalam memecahkan masalah

Þ    Dampak Negatif :

  1. Ketidaksiapan keluarga untuk menjaga kesehatan
  2. Ketidaksiapan keluarga menerima pengetahuan
  3. Ketergantungan pada fasilitas kesehatan

 

 

 

Materi III

( Jenjang Karir Tenaga Kesehatan menurut Kementrian Kesehatan – Ibu Prayetni, S.Kp, M.Kep)

 

            Karir berbeda dengan pekerjaan (job), karir adalah kebutuhan setiap perawat agar terjadi pertumbuhan profesi yang memberi arah dalam pemberian pelayanan atau asuhan keperawatan. Mengarahkan pada keberhasilan kinerja. Karir adalah suatu investasi bukan hanya mendapat penghargaan namun juga dilihat dari sikap perawat terhada profesi.

Pekerjaan adalah suatu posisi yang diberikan/ditugaskan dan terkait hubungan antara atasam dan bawahan serta mendapatkan imbalan berupa uang.

Tahap- tahap karir :

  1. Entry : proses keterlibatan pengembangan keterampilan dan meningkatkan keselarasan antara konsep diri dengan indvidu dengan peranya dalam pekerjaan.
  2. Mastery : perawat baru memiliki keterampilan- keterampilan pemula lanjut atau advanced beginner memiliki beberapa nilai pekerjaan dan bergerak menuju seniortitas ahli dan harga diri yang tinggi.
  3. Disengangement : kongruensi hubungan antara identitas diri dan identitas pekerjaan mulai menurun. Pergeseran fokus identitas pekerjaan mulai menurun.

 

Penjenjangan karir profesional perawat secara umum :

  1. Perawat klinik
  2. Perawat manajer
  3. Perawat pendidik
  4. Perawat peneliti

Prinsip pengembangan :

  1. Kualifikasi : dimulai lulusan D III Keperawatan
  2. Penjenjangan : makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang akontabel dan etis sesuai batas kewenangan
  3. Penerapan askep : fungsi utama perawat klinik adalah memberi asuhan keperawatan langsung sesuai standar praktik dan kode etik pengembangan karir perawat.
  4. Kesempatan yang sama : perawat klinik mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan karir sampai jenjang karir profesional tertinggi.
  5. Standar profesi : pemberian askep mengacu pada standar praktik keperawatan dan kode etik keperawatan
  6. Komitmen pimpinan  : pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap perkembangan karir keperawatan.

Penerapan jenjang karir berbasis kompetensi :

  1. Advokasi pimpinan RS untuk komitmen : peningkatan kualitas pelayanan keperawatan melalui perbaikan kinerja perawat.
  2. Penentuan tim kerja : Kabid perawatan, komite, bagian SDM RS dan diklat program
  3. Sosialisasi
  4. Tim kerja melakukan : pemetaan perawat, validasi dengan uji kompetensi, sistem ujian asesor, pengembangan sistem jenjang karir berbasis kompetensi, pengintegrasian antara jenjang karir, program sertifikasi, sistem penghargaan termasuk remunerasi, masa transisi sesuaikan jenjang karir dengan golongan kepegawaian yang telah ada, mengembangkan precetorship, mentorship, supervisi, klinik sehingga dibangun budaya kerja yang positif dan profesional, integrasikan dengan SIP dan SIPP
  5.  Koordinasikan seluruh program jenjang karir dalam sistem HRD RS
  6. Koordinasikan dengan bidang keperawatan untuk menilai hubungan jenjang karir dengan sistem pelayanan keperawatan RS

 

 

Materi IV

( Jenjang Karir dan Perkembangan Karir di Siloam Hospital- Ns. Siti Komariah, S.Kep, MARS)

 

            Visi : International quality, reach, scale, and godly compassion dengan Misi pilihan terpercaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bertaraf internasional pendidikan kesehatan dan penelitian maka bidang keperawatan Siloam Hospital Lippo Village memiliki peran penting untuk mewujudkan visi misi tersebut.

Pelayanan kesehatan Siloam Hospital dikembangan berdasarkan keyakinan bahwa asuhan keperawatan yang terbaik didasarka pada hubungan interpersonal yang positif antara perawat- pasien.

Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai bidang pekerjaanya melalui pningkatan kompetensinya. Salah satu upayanya yaitu dengan pengembangan standar kompetensi , jenjang karir dan sistem reward. Karir diartikian sebagai suatu jenjang yang dipilih individu untuk dapat memberikan kepuasan kerja.

            Model jenjang karir profesional perawat di Siloam Hospital Lippo Village :

  1. SPK/ SPR dengan pengalaman < 10 tahun dan memiliki sertifikat PK I dikategorikan sebagai PK I / Novice
  2. SPK/SPR dengan pengalaman > 10 tahun memiliki sertifikat PK II dikategorikan sebagai PK II/ Advance beginner
  3. SPK/SPR dengan pengalaman > 20 tahun memiliki sertifikat keahlian khusus yang lama pelatihanya minimal 3 bulan dan memiliki sertifikat PK III sebagai PK III/ Competent

 

Selanjutnya mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi sama halnya

bagi mereka yang lulusan D III Keperawatan tidak melanjutkan ke S 1 tidak dapat melanjutkan ke jengjang PK IV, dst.

Langkah- langkah pelaksanaan asesmen kompetensi untuk kenaikan jenjang karir :

  1. Divisi keperawatan melakukan koordinasi dengan HRD dan TE untuk penjadwalan asesmen kompetensi.
  2. Perawat yang telah memastikan diri kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi perawat klinik sesuai jenjang yang terakhir dapat segera mengajukan permohonanke divisi keperawatan melalui koordinator tim asesor komptensi dengan mengisi formilir aplikasi PKT 1 dan penilaian mandiri
  3. Salah satu persyaratan untuk mengikuti work place asesmen harus lulus ujian tulis baru bisa mengikuti asesmen selanjutnya
  4. Peserta wajib mengikuti asesen untuk seluruh unit kompetensi
  5. Tim asesor akan melakukan asesmen terhadapn peserta sesuai dengan standar dan level kompetensi
  6. Alur asesmen kompetensi
  7. Asesor kompetensi setelah selesai menilai akan melaporkan rekomendasi asesor kepada koordinator tim asesor
  8. Koordinator tim asesoor akan melaporkan kepada kepala divisi perawat tentang hasilnya
  9. Kepala divisi perawat akan melaporkan hasil asesor pada chief executive officer dan tembusan kepada divisi HRD dan TE

Persyaratan :

  1. SPK > 5 tahun
  2. D III Keperawatan akan menyelesaikan masa orintasi 3 bulan untuk mengikuti asesmen kompetensi entry level
  3. D III Kperawatan (program A) + pengalaman kerja 2 tahun
  4. D III Keperawatan (program B) + pengalaman kerja 0 tahun
  5. S 1 Keperawaan/ Ners + pengalaman kerja 0 tahun (program A atau B)
  6. 15 unit kompetensi yang telah ditetapkan wajib diikuti oleh semua perawat di semua level tiap 3 tahun.

 

Tinggalkan komentar